jurnalistika.id – Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan ingin mengefisienkan pagu anggaran Rp 71 triliun untuk program makan siang gratis. Tujuannya agar dapat digunakan secara maksimal dan menjangkau sebanyak mungkin anak-anak.
Hal itu terungkap dari hasil diskusi Ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan, dengan Prabowo Subianto. Menurutnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu ingin memaksimalkan anggaran Rp71 triliun tanpa perlu menambah atau mengurangi pagu anggaran tersebut.
Heriyanto menambah, dalam diskusi muncul beberapa opsi oleh tim sinkronisasi, yakni menurunkan alokasi biaya makanan per anak, dari rencana Rp 15.000 menjadi Rp 7.500.
Baca juga: Jokowi Kembali Jawab Soal Pindah ke IKN Juli 2024, Kini Singgung Hujan Deras
“Yang menarik buat saya, Bapak Ibu sekalian adalah, setelah dikomunikasikan angka itu 71 triliun, kemudian tugasnya Pak Presiden terpilih ke tim ekonomi ini adalah untuk memikirkan, apakah biaya makanan per hari itu bisa enggak diturunin, lebih hemat dari Rp15.000,” katanya acara Market Outlook 2023, Selasa (16/7/2024).
“Mungkin ke Rp9.000, ke Rp7.500 kira-kira begitu. Dan kita bisa pahami kalau sebagai politisi, tentunya beliau mau programnya itu menyentuh sebanyak mungkin rakyat,” sambungnya.
Biaya Rp7.500 Dapat Apa?
Usai kabar rencana pemangkasan biaya makan gratis beredar, publik lantas bertanya-tanya makanan bergizi yang bisa didapat dengan harga Rp7.500. Beberapa netizen juga mengutarakan pendapatnya lewat media sosial seperti X.
Beberapa juga merasa kaget dengan perubahan nilai yang semula Rp15.000 justru ingin dipangkas 50 persen.
“Di tempatku uang segini Rp7.500 dapat sebungkus nasi uduk tanpa gorengan….Ditempatmu,” kata salah satu netizen di X mengomentari pemberitaan rencana pemangkasan tersebut.
“Nasi uduk aja gak dapet Pak Rp7.500, sekali makan Rp15.000 baru nasi uduk. Gimana ini haha awikwokioiowooiooo,” kata netizen lain.
Mengenai makanan bergizi yang didapat dengan Rp7.500 sebetulnya tergantung pada wilayah. Hanya saja, jika nilai tersebut dialokasikan untuk biaya makan bergizi bisa untuk beberapa bahan makanan.
Misalnya, membeli telur dengan harga pasaran sekarang sebesar Rp2000 per butir, maka hanya bisa membeli tiga butir. Sedangkan untuk membeli tempe bisa mendapatkan satu papan mentah.
Pandangan Tim Pakar Kampanye Prabowo-Gibran
Sementara menurut Tim Pakar Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, perihal rencana ini bukan soal harga melainkan tentang penyediaan makan bergizi.
“Jadi isunya, jangan dilihat soal harga per porsi. Tapi bagaimana cara menyediakan makanan yang bergizi itu,” kata Budiman dikutip dari Kompas, Kamis (18/7/2024).
Menurutnya, soal harga memang bisa sangat fluktuatif kalau melihat ujungnya.
“Kan asumsinya berarti harga-harga tuh beli begitu saja bahan-bahannya,” tambahnya.
Budiman menyampaikan, jika bahan pangan dari program makan bergizi gratis bisa disediakan oleh dapur rakyat ataupun BUMDes, bisa saja harga satuannya tidak terlalu jauh dari biaya produksi.
Oleh karena itu, Budiman berpendapat paguw awans anggaran Rp71 triliun masih bisa ditekan. Namun, BUMDes bisa diaktivasi untuk memproduksi berbagai bahan pangan.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini