jurnalistika.id – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengakui dirinya harus belajar memimpin negara dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu ia sampaikan ketika memberikan sambutan dalam Istighosah dan Doa Bersama Rabhah Melayu Banjar di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Jumat (17/3/2023).
Prabowo mengatakan, sejak dipercaya menjabat Menhan pada 2019 lalu, ia telah menjadi saksi atas kepemimpinan Presiden Jokowi. Menurutnya, sebagai pemimpin negara sosok Jokowi selalu memikirkan dan berkomitmen terhadap kepentingan rakyat.
“Beliau berpikirnya selalu rakyat kecil. Saya tuh akhirnya harus mengakui dalam hal memimpin negara saya harus belajar dari Pak Joko Widodo,” kata Prabowo dalam sambutannya, dikutip dari Antara.
Prabowo Kenang Latar Belakangnya
Prabowo kemudian mengenang latar belakangnya yang sempat berkarier di TNI Angkatan Darat (AD) hingga menjabat sebagai Pangkostrad. Menurutnya, sebagai prajurit dia paham bertempur, tetapi kalau urusan negara dia belajar banyak sama Presiden Jokowi.
“Saya tentara, prajurit. Saya mengerti bertempur, saya mengerti perang, tapi kalau urusan negara saya sekarang banyak belajar dari Pak Joko Widodo,” ujarnya.
Baca juga: Joman Beralih ke Prabowo Subianto Usai Batal Dukung Ganjar di Pilpres 2024
Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan, Presiden Jokowi mampu menjaga perekonomian Indonesia agar tidak terpuruk akibat pandemi Covid-19. Kata dia, itu menjadi salah satu contoh dari sekian keberhasilan dari kepemimpinan kepala negara itu.
“Kita bersyukur, alhamdulillah, di bawah kepemimpinan Pak Joko Widodo, kita dapat mengatasi pendemi tersebut. Kita dapat menyelamatkan sebagian besar rakyat Indonesia,” tuturnya.
Prabowo Tak menyesal Gabung Pemerintahan Jokowi
Menhan lantas menegaskan dirinya tidak menyesal bahkan merasa bangga bisa bergabung menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Maju. Meski diketahui kedua tokoh tersebut merupakan dua kandidat yang bersaing pada Pilpres 2024 dan 2019 silam.
“Saya merasa tidak salah bergabung dengan Presiden Joko Widodo. Bukan saja saya merasa tidak bersalah, sekarang saya merasa bersyukur dan saya merasa bangga telah bergabung dengan Presiden Joko Widodo,” ungkapnya.
Dia menambahkan, dua petarung pilpres bisa bersatu dalam sebuah pemerintahan merupakan hal menarik. Bahkan bisa menimbulkan kebingungan di tataran global, karena sulit ditemukan di negara lain.
“Di Amerika Serikat saja, yang katanya “Mbahnya Demokrasi”, sekarang dua partai besar kalau masuk ruangan katanya lihat-lihatan tidak mau duduk bersama,” katanya.
Prabowo menilai Indonesia telah memberikan contoh kepada dunia tentang bagaimana menyatukan kepentingan bersama. Sebab menurunnya, persatuan diperlukan jika sudah menyangkut kepentingan bangsa dan negara.
Baca berita dan ikuti jurnalistika di Google News, klik di Sini.
(arn/red)