jurnalistika.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Pusat Budaya Pagerageung di Tasikmalaya, Minggu (8/2/22). Pagerageung merupakan tempat bersejarah yang telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram hingga berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam keterangan postingan di Instagram resminya @ridwankamil, Gubernur yang akrab dengan sapaan Kang Emil itu menulis jika Desa Pagerageung merupakan tempat dahulu kerajaan Mataram terhenti langkahnya saat menyerang kerajaan Cirebon.
“Desa Pager Ageung ini sarat dengan peristiwa historis. Tempat dahulu kerajaan Mataram terhenti langkahnya saat menyerang kerajaan Cirebon. Tempat pertempuran dengan Belanda dan DI TII,” tulis Emil, Senin (7/2/22).
Lebih lanjut Emil berharap dengan gedung barunya, Pagerageung bisa melahirkan karya-karya adiluhung kesenian dan kebudayaan untuk khazanah peradaban bangsa Indonesia.
“Semoga lahir pemikiran dan karya seni budaya adiluhung yang memperkaya khazanah peradaban bangsa Indonesia melalui budaya-budaya lokalnya,” harapnya.
Dilansir Jabarprov.go.id. Peresmian Pusat Budaya Pagerageung tahap pertama tersebut merupakan bentuk komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat dalam melestarikan kebudayaan di kawasan Tasikmalaya.
“Di kesempatan ini saya meresmikan tahap satu dari sebuah pusat budaya dari Kabupaten Tasikmalaya di kawasan Pagerageung. Mudah-mudahan dari sini lahir karya-karya kebudayaan, karya-karya kesenian yang membanggakan dari Jawa Barat melalui fasilitas seperti ini,” kata Ridwan Kamil, Minggu (6/2/22).
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Jawa Barat, Boy Iman Nugraha mengatakan, dengan diresmikannya Pusat Budaya tersebut merupakan komitmen Pemda Provinsi Jabar melestarikan budaya Jabar bisa tercapai.
Menurutnya, karena di tempat tersebut menjadi ruang interaksi budayawan dan pelaku budaya untuk mengembangkan potensinya.
“Pusat Budaya Pagerageung merupakan ruang interaksi para budayawan dan pelaku budaya untuk mengembangkan potensinya. Sebagai upaya peningkatan kualitas budaya Jawa Barat, serta sebagai pusat pengembangan, pelestarian, dan riset hingga pendidikan budaya Jabar,” kata Boy. (Red)
