Jurnalistika.id – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dalam tulisan yang menyertai unggahan di akun Instagramnya kembali menyoroti polemik penghapusan mural yang selama ini jadi bahan perbincangan.
Dalam tulisaannya itu, Kang Emil, begitu gubernur Jabar ini dikenal menggunggah photo mural dengan ‘Mural is Dead’, Ia menjelaskan selama belum ada titik pemahaman mengenai ‘batas’ pantas dan tidak pantas selama itu juga perdebatan akan terus ada.
Berikut tulisan lengkap Ridwan Kamil terkait polemik penghapusan mural lewat akun instagramnya:
MURAL IS DEAD?
Kita ini harus berdialog, dalam merumuskan “batas”.
Batasan mana yang boleh dan pantas, mana yang tidak boleh dan tidak pantas.
Di dunia digital pun, tidak semua dari kita paham, mana itu “kritik” argumentatif mana itu “buli/hinaan”.
Orang berjiwa besar bicarakan gagasan, orang berjiwa kerdil bicarakan/gosipkan orang.
Seperti berlalulintas kita pun dibatasi di lampu setopan, kebebasan ekspresi pun dibatasi, oleh nilai “kesepakatan budaya dan kearifan lokal”. Itulah kenapa isu “mural kritik” kelihatannya hari ini masih berada di ruang abu-abu.
Jika belum ada kesepahaman, maka tafsir boleh/tidak boleh akan selalu menyertai perjalanan dialektika “ ini kritik atau hinaan” dalam perjalanan demokrasi bangsa ini.
Dalam perspektif saya, Mural adalah seni ruang publik yang “temporer”. Ada umurnya.
Pelaku mural juga harus paham dan jangan baper, jika karyanya suatu hari akan hilang. Apalagi tanpa ijin pemilik tembok. Bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya.
Mari berdialog.
Baca Juga: Heboh! Polisi Buru Pembuat Mural Jokowi 404: ‘Not Found’