Jurnalistika
Loading...

Setumpuk Masalah Keuangan Sritex Sejak 2021

  • Jurnalistika

    24 Okt 2024 | 15:55 WIB

    Bagikan:

image

Karyawan perusahan Sritex. (Dok. Sritex)

jurnalistika.id – PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex) telah menghadapi sejumlah masalah keuangan yang semakin mempersulit posisi perusahaan sejak 2021. Meski sebelumnya dikenal sebagai salah satu produsen tekstil terkemuka di Indonesia dan bahkan dunia, Sritex kini terjebak dalam krisis keuangan yang rumit.

Utang yang membengkak, restrukturisasi surat utang, hingga pengurangan jumlah karyawan menjadi beberapa masalah utama yang melanda perusahaan ini dalam beberapa tahun terakhir.

Masalah keuangan Sritex mulai memuncak ketika utang perusahaan terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam laporan keuangan mereka pada 31 Maret 2024, tercatat bahwa utang usaha jangka panjang dan pendek perusahaan naik sebesar US$ 11,61 juta atau sekitar Rp 181 miliar (kurs Rp 15.600/US$).

Baca juga: Sejarah Sritex, Berdiri Sejak Era Orde Baru, Pailit di 2024

Utang melonjak disebabkan oleh kemampuan perusahaan yang semakin terbatas dalam membayar utang. Sehingga vendor mulai meminta uang muka untuk pembelian bahan baku. Hal ini tentunya memperburuk likuiditas perusahaan.

Detail utang usaha menunjukkan bahwa utang yang belum jatuh tempo pada 31 Maret 2024 mencapai US$ 31,67 juta atau sekitar Rp 494 miliar, meningkat sebesar US$ 8,7 juta (sekitar Rp 135,7 miliar) dibandingkan dengan posisi Desember 2023.

Utang jatuh tempo dalam 30 hari naik US$ 630.000 (Rp 9,8 miliar), sementara utang jatuh tempo 31-90 hari naik US$ 1,2 juta (Rp 18,7 miliar) dan utang jatuh tempo 91-180 hari naik US$ 468.000 (Rp 7,3 miliar).

Selain itu, Sritex juga mengalami kesulitan dalam menangani surat utang jangka pendek (Medium Term Notes/MTN). Surat utang yang seharusnya jatuh tempo pada 18 Mei 2021, akhirnya direstrukturisasi hingga 29 Agustus 2027 karena masalah kas perusahaan.

Kondisi ini semakin menegaskan bahwa kemampuan Sritex dalam memenuhi kewajiban keuangannya terus merosot sejak 2021.

Penurunan Jumlah Karyawan

Selain masalah utang, Sritex juga harus melakukan efisiensi secara berkala dengan merumahkan beberapa karyawan. Jumlah karyawan yang pada akhir 2022 tercatat sebanyak 16.370 orang, turun menjadi 14.138 orang pada akhir 2023.

Kebijakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk mengurangi beban operasional di tengah kondisi keuangan yang sulit.

Baca juga: Sritex Pailit, Bikin Nasib 20.000 Pekerja Terancam PHK Tanpa Pesangon

Meskipun karyawan dirumahkan, Sritex tetap membayar sebagian gaji mereka. Hal ini menyebabkan kenaikan biaya tidak langsung pada beban penjualan, terutama untuk biaya pekerja yang dirumahkan namun tetap diberikan kompensasi sebagian.

Meski kebijakan memberikan sedikit kelonggaran bagi perusahaan, tetapi pada saat yang sama, menambah tekanan terhadap anggaran yang sudah terbatas.

Kerugian yang Terus Membengkak

Kondisi keuangan Sritex semakin memburuk ketika perusahaan membukukan kerugian bersih sebesar US$ 174,84 juta (sekitar Rp 2,72 triliun) sepanjang 2023.

Meskipun kerugian ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai US$ 395,56 juta (sekitar Rp 6,16 triliun). Namun penurunan tersebut masih belum cukup untuk menyehatkan kondisi keuangan perusahaan.

Pendapatan Sritex juga mengalami penurunan yang tajam. Pada 2023, perusahaan hanya mencatatkan pendapatan sebesar US$ 325,08 juta (sekitar Rp 5,07 triliun).

Nilai tersebut turun 38 persen dibandingkan dengan pendapatan tahun 2022 yang mencapai US$ 524,56 juta (sekitar Rp 8,18 triliun). Penurunan disebabkan oleh melemahnya permintaan global terhadap produk tekstil, serta meningkatnya persaingan di industri ini.

Melihat utang yang terus membengkak, pengurangan jumlah karyawan, dan kerugian yang belum juga teratasi, masa depan Sritez berujung pailit di 2024.

Upaya restrukturisasi dan efisiensi yang telah dilakukan sejauh ini belum mampu membawa perusahaan keluar dari krisis. Sementara tekanan dari kreditur dan vendor terus meningkat.

Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini

masalah keuangan sritex

Sritex

Sritex pailit


Populer

Fakta-fakta Penemuan Mayat Satu Keluarga di Ciputat
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami