jurnalistika.id – Hasil survei dari Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Anies Baswedan masih menjadi kandidat terkuat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024. Dari survei yang dilakukan pada bulan Juni 2024, Anies Baswedan memperoleh dukungan sebesar 29,8 persen dari 400 responden yang disurvei.
Anies unggul dari nama-nama lain yang turut disebut dalam survei ini, seperti eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok hingga eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Mantan Menteri Pendidikan itu juga mengalahkan elektabilitas Erick Thohir, Kaesang Pangarep, Tri Rismaharini, Heru Budi Hartono, Andika Perkasa, dan Sri Mulyani.
Baca juga: 6 Paslon Jagoan PKS di Pilkada Banten 2024, dari Gubernur hingga Bupati
Mengutip pemberitaan dari Kompas.id, Selasa (16/7/2024), sebanyak 20 persen responden menyatakan dukungan kepada Ahok. Sementara mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mendapatkan 8,5 persen suara responden.
Nama-nama lainnya, seperti Erick Thohir dan Andika Perkasa, masing-masing hanya mendapat dukungan di bawah tiga persen. Erick Thohir dipilih oleh 2,3 persen responden, sementara Sri Mulyani memperoleh 1,3 persen dukungan.
Tri Rismaharini, Kaesang Pangarep, Heru Budi, dan Andika Perkasa masing-masing mendapat satu persen suara.
Selain itu, survei ini juga mencatat bahwa 30 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab. Adapun 4,3 persen memilih nama lain yang tidak tercantum dalam daftar kandidat.
Survei Litbang Kompas dilaksanakan melalui wawancara tatap muka pada periode 15-20 Juni 2024 dengan 400 responden yang dipilih secara acak. Metode pencuplikan yang digunakan adalah sistematis bertingkat di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Baca juga: Digadang Bakal Nyalon di Pilgub Jateng, Kaesang Pangarep Beri Respons Begini
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error sekitar 4,9 persen. Penting untuk dicatat bahwa survei ini sepenuhnya dibiayai oleh Litbang Kompas.
Dengan hasil survei ini, Anies Baswedan tampaknya memiliki peluang besar untuk kembali memimpin DKI Jakarta. Namun, dengan masih banyaknya responden yang belum menentukan pilihan, dinamika politik menuju Pilkada 2024 masih bisa berubah.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini
