jurnalistika.id – Kata kunci semangka masuk ke daftar trending topik di media sosial X (dulu bernama Twitter) pada Kamis (2/11/2023). Banyak pengguna mengunggah emoji dan foto semangka untuk menunjukkan simbol dukungan terhadap Palestina.
Bahkan di Instagram beberapa artis Tanah Air turut mengunggah foto semangka dengan bunyi caption dukungan kepada Palestina. Seperti istri Indra Bekti, Aldila Jelita di akun instagramnya @dhila_dafbel.
“Untukmu palestina. Doaku untuk kalian dan perjuangan kalian yang luar biasa. Allahu Akbar,” tulis di caption foto yang diunggah Aldila di akun instagramnya pada Kamis (02/11).
Lantas bagaimana sejarah semangka menjadi simbol perlawanan bagi masyarakat palestina? Berikut ulasannya.
Sejarah dan Arti Semangka Bagi Palestina
Penggunaan semangka sebagai simbol perlawanan rakyat Palestina bukan hal yang baru. Mengutip dari Hyperallergic, simbol semangka pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada 1967.
Pada saat itu, Israel menguasai tepi Barat dan Gaza mengontrol Yerusalem Timur. Pemerintah Israel pun melarang semua pengibaran bendera Palestina dan warnanya di depan umum.
Baca juga: Virzha Ajak Penggemar Kirim Doa untuk Palestina
Bagi siapa pun yang mengibarkan bendera di luar, baik itu untuk publikasi hingga iklan dan bahkan foto-foto lama, dapat mendapatkan hukuman penjara atau lebih buruk lagi. Untuk menghindari larangan ini, rakyat Palestina pun menemukan ide untuk menggunakan semangka.
Rakyat Palestina memilih semangka karena saat dibelah penampakannya menyerupai bendera negara mereka. Seperti diketahui daging semangka berwarna merah, bijinya hitam, dan kulitnya hijau.
Sepotong buah semangka segar pun menjadi media bagi masyarakat Palestina untuk melakukan protes. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena pemerintah Israel segera menyadarinya.
Akibatnya, otoritas memperluas larangan tidak cuma di bendera. Tetapi juga semua gambar semangka maupun sesuatu yang mencakup tiga warna tersebut menjadi bagian yang dilarang.
Seniman Dilarang Melukis Bendera Palestina dan Penggunaan Tiga Warnanya
Pelarangan Israel itu juga berlaku ke seniman Palestina. Bahkan pasukan Israel menutup galeri besar di Ramallah pada 1980-an dan menangkap tiga seniman yakni Nabil Anani, Sliman Mansour dan Isam Badrl.
Mansour pernah menjelaskan peristiwa ini dalam sebuah wawancara. Kata dia, otoritas Israel mengintervensi mereka agar tidak melukis bendera Palestina, begitu juga melukis dengan warna bendera itu.
“Dia mencoba meyakinkan kami untuk tidak melakukan seni politik apa pun, dan berkata kepada kami ‘Mengapa Anda melakukan seni politik? Mengapa Anda tidak melukis Bunga yang bagus atau sosok telanjang? itu bagus. Aku bahkan akan membeli darimu.” kata Mansour dikutip dari Hyperallergic.
Larangan Bendera Palestina Dicabut pada 1993
Otoritas Israel baru mencabut larangan terkait bendera Palestina pada 1993. Setelah ada Kesepakatan Oslo (Oslo Accords) dengan syarat pengakuan bersama oleh Israel dan Palestina. Kesepakatan itu sekaligus menjadi perjanjian forman Israel-Palestina pertama yang mencoba menyelesaikan konflik kedua negara tersebut.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.