jurnalistika.id – Mantan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok baru-baru ini viral karena potongan video dirinya yang tengah berdiskusi dengan seorang Ibu berusia 82 tahun di sebuah acara perayaan Hari Raya Imlek beredar di media sosial.
Video itu banyak dibagikan pengguna di media sosial seperti Tiktok dan X (Twitter). Namun, viralnya rekaman itu karena dipicu pernyataan Ahok yang menyinggung kesehatan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, dan juga mempertanyakan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Awalnya, Ibu lansia yang diketahui pendukung Prabowo itu bertanya kepada Ahok alasan untuk memilih Ganjar Pranowo. Ahok lalu menjelaskan Prabowo tidak layak dipilih untuk menjadi presiden.
Baca juga: Pengakuan Rektor Unika Diminta Polisi Buat Video Testimoni Puji Kinerja Jokowi
Pasalnya, Ahok menilai Prabowo tengah menghadapi masalah kondisi kesehatan. Selain itu, Ketua Umum Partai Gerindra itu, menurut Ahok juga memiliki sikap tempramental serta tidak bisa kerja.
“Tapi persoalaan pilih presiden, kita tidak mau pilih orang yang sudah tidak sehat. Kita tidak mau pilih orang yang emosional. Kita tidak mau pilih orang yang tidak terbukti bisa kerja,” kata Ahok dikutip dari akun X @arsipaja pada Rabu (7/2/2024).
Ahok menerangkan dirinya khawatir bila nantinya tiba-tiba Gibran yang naik jadi presiden karena ada keadaan tertentu. Ia lantas menilai Wali Kota Solo itu tidak memiliki bukti kerja nyata membangun daerah yang dipimpinnya.
“Ibu sih udah 82 tahun saya gak bisa berdebat sama ibu. Tapi presiden, kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan. Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama wali kota?” ujarnya.
Tak sampai situ, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyinggung Jokowi. Menurutnya, kinerja Jokowi selama ini bisa diperdebatkan.
“Terus Ibu kita Pak Jokowi juga bisa kerja? Kita bisa berdebat itu. Saya lebih tahu, makanya saya enggak enak ngomong depan umum,” tuturnya.
Namun, di akhir diskusi tersebut Ahok tidak memaksakan pilihan Ibu apabila tetap ingin memilih Prabowo di Pilpres 2024. Ia menekankan itu merupakan hak pribadi seseorang.
Kendati demikian, politikus PDIP itu tetap mengingatkan bahwa memilih presiden harus berdasarkan penilaian terhadap kemampuan kerja.
“Tapi kalau ibu mau pilih Pak Prabowo pun itu hak ibu. Tapi saya mau sampaikan juga, tidak fair kalau kita pilih presiden bukan berdasarkan kemampuan kerja. Itu saja dasarnya,” ungkapnya.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.