jurnalistika.id – Ganjar Pranowo menjadi calon presiden (capres) yang diberikan kesempatan kedua untuk menyampaikan visi misi pada debat capres terakhir Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2023).
Capres nomor urut 3 itu mengatakan dalam membangun Indonesia yang beradab dimulai dari tiga bagian, dan menurutnya kesehatan menjadi hal yang utama.
“Kita punya kepribadian dalam kebudayaan dan itu mesti masuk di dalam jiwa insan Indonesia. Tentu saja kesehatan yang utama, preventif sesuatu yang paling bagus, olahraga, makan sehat dan itu akan membantu dalam politik kesehatan menjadi jauh lebih baik,” kata Ganjar Pranowo.
Ganjar mengatakan, akses kesehatan diperlukan di setiap desa. Untuk itu katanya, pasangan Ganjar-Mahfud ingin membuat 1 desa 1 faskes 1 nakes supaya masyarakat dapat yang terbaik.
“Kemudian ibu, anak, lansia, disabilitas, dan masyarakat adat akan mendapatkan peran yang sama di dalam pelayanan kesehatan. Di mana di daerah terisolir mereka butuh akes ini dengan sangat bagus,” ujarnya.
“Kalau itu semua sudah baik maka pendidikan dan kebudayaan mesti kita bangun bersama-sama. Akses pendidikan yang baik, lebih inklusi kemudian kurikulum yang mantap dan tentu saja fasilitas yang diberikan harus bisa memberikan akses terbaik untuk anak-anak kita, termasuk nasib guru dan dosen,” sambungnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah lantas menceritakan, ada seorang perempuan muda dari daerah Yogyakarta bernama Kalis. Dia mengatakan bahwa ada dua kelompok utama terpinggirkan, yakni perempuan dan disabilitas yang perlu diprioritaskan.
“Tolong betul makin inklusi dan mereka tidak mendapatkan perlakuan yang diskriminatif, setelah itulah kemudian mereka mulai bekerja. Tentu saja keterampilan yang dia dapatkan dari pendidikan terbaik akan mendorong atau merespon lapangan kerja yang sangat terbuka dan upah buruk yang baik,” tutur Ganjar.
Pembangunan Harus Berorientasi Terhadap SDM
Capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga mengaku sempat bertemu dengan para buruh yang meminta revisi UU Ciptaker. Sehingga bisa mendapatkan keseimbangan soal nasib.
“Tentu saja pembangunan ini harus berorientasi terhadap SDM budi pekerti yang baik sopan, toleran, tidak ‘adigung adiguno’ sehingga mereka menjadi manusia yang lengkap,” ungkap Ganjar.
Menurutnya, semua itu bisa berjalan dengan cepat kalau digitalisasi dilakukan, dan infrastruktur IT sudah baik. Lalu internet bisa cepat dan tersebar, sehingga masyarakat bisa mendapatkan media yang bagus untuk mengembangkan diri.
Diperlukan Teladan Pemimpin yang Baik
Selanjutnya, Ganjar Pranowo mengatakan politik mesti memberikan contoh demokrasi dan contoh teladan pemimpin yang baik. Ia pun mencontohkan dengan keputusan pasangannya Mahfud MD yang mundur dari Kemenpolhukam.
“Tentu saja dalam politik kali ini mesti diberikan contoh, demokrasi nya harus lebih baik, demokratisasi harus berjalan baik. Kemudian contoh teladan pemimpin yang baik dan tidak ada konflik kepentingan seperti Pak Mahfud contohkan, dia mundur agar membangun integritas yang baik,” katanya.
Baca juga: Visi Misi Prabowo pada Debat Terakhir: dari Makan Bergizi hingga Bangun 3 Juta Rumah
Ganjar juga mengatakan keresahan-keresahan yang muncul di publik. Seperti dari Gus Mus, Muhammadiyah, Romo Magnis, Gunawan Muhammad dan kampus-kampus mesti menjadi catatan bersama.
“Bahwa kita dalam konteks Indonesia berbudaya semua harus dalam koridor yang baik, dan tentu saja kenapa ini harus kita lakukan? Karena itulah suara rakyat yang kami dengarkan,” ungkapnya.
“Ketika kami tidur di rumah penduduk, dan mereka membuka seluruh unek-uneknya, inilah mengapa kami sampaikan ‘tuanku adalah rakyat, jabatan ini hanyalah mandat,” pungkasnya.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.