jurnalistika.id – Stilistika merupakan ilmu yang digunakan untuk mengulas karya sastra. Bagi Kritikus Sastra, ilmu dalam kategori linguistik ini digunakan untuk mengeksploitasi gaya bahasa, diksi atau kata.
Kritik sastra sendiri berasal dari kata ‘kritikos’ yang berarti ‘hakim kesusastraan’ yang melakukan kegiatan analisis, penafsiran, dan penilaian atas teks sastra.
Fungsi kritik sastra berperan untuk menjadikan karya sastra lebih relevan, sekaligus agar mendongkrak pamor karya tersebut. Meski, penilaian tersebut juga mampu membuat rating karya menjadi turun.
Penggunaan kritik dalam karya sastra bisa ditemui dalam berbagai macam sudut pandang. Dengan pendekatan stilistika dalam mengkritik karya sastra, pengkritik dapat mengulas gaya bahasa untuk menilai dan menafsirkan makna teks secara obyektif.
Contoh Pendekatan Stilistika Untuk Kritik Sastra
Adapun contoh kritik sastra untuk kajian stilistika bisa dilihat dari salah satu karya Dewi Lestari berjudul Perahu Kertas yang terbit pada tahun 2009.
Dalam novel tersebut, Dewi menceritakan kisah remaja SMA bernama Keenan yang baru menyelesaikan pendidikannya di Amsterdam. Setibanya di Indonesia, ia melanjutkan pendidikan di Kota Bandung.
Di kampus, Keenan bertemu dengan perempuan bernama Dugy yang berkuliah di Fakultas Sastra. Setelah diperkenalkan dengan sahabatnya bernama Noni dan Eka, Keenan dan Kugy akhirnya bersahabat juga. Tetapi lama kelamaan ada perasaan sayang yang muncul di antara keduanya.
Kelebihan dari novel Perahu Kertas yang pertama, yakni dari tema yang sangat dekat dengan kenyataan. Tentu ada banyak perempuan dan laki-laki yang mengalami friendzone. Hal ini membuat pembaca akan larut di dalam cerita yang disuguhkan oleh Dewi Lestari.
Untuk lebih dalam mengetahui tentang novel teresbut, penggunaan gaya bahasa dalam karya itu bisa kita ulas juga dengan pendekatan kritik sastra.
Dalam buku Perahu Kertas, gaya bahasa yang digunakan terkesan ringan sehingga mudah dipahami pembaca. Sedangkan untuk kekurangannya adalah terlalu menggunakan banyak setting sehingga membuat pembaca bingung.
Pada contoh karya sastra di atas kita bisa menyimpulkan bahwa korelasi antara kajian stilistika dangan kritik sastra sangat besar. Penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra sangat bisa untuk dikritik secara menyeluruh oleh pengkritik sastra.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di Sini.
)*Disarikan dari Jurnal Karya Farid Rahmat Fauzi (Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang)