Jurnalistika
Loading...

Presma BEM UM Surabaya Kritisi Dispendik Jatim

  • Miftahul Huda

    03 Mei 2021 | 01:21 WIB

    Bagikan:

image
Photo/Ilustrasi

Jurnalistika.id – Presma BEM UM Surabaya, Nur Eko Suhardana menyoroti kondisi pendidikan di provinsi Jawa Timur terutama selama pandemi covid-19 yang telah berlangsung selama satu tahun kemarin sejak tahun 2020.

Dalam hal ini, Nur Eko salah satu Mahasiswa presma BEM UM Surabaya menyoroti kondisi pendidikan menengah atas (SMA) yang dinaungi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

Baca juga: Hmi-cabang-cilegon-gelar-pleno-ii-santunan-yatim-buka-bersama

“Kondisi siswa terutama Sekolah Menengah Atas selama pandemi Covid luput dari sorotan pemerintah hal ini menjadi cacatan penting. Selama pembelajaran jarak jauh atau kita sebut daring tidak terlalu efektif dan justru selama pembelajaran daring kenakalan remaja terutama siswa SMA semakin meningkat. Sehingga perlu ada formula khusus dari dinas pendidikan provinsi jawa timur,” ujar Eko melalui pesan WhatsApp.

Menurutnya, kegiatan belajar secara daring menurunkan kualitas pendidikan, mengingat tidak semua mata pelajaran bisa dilakukan oleh para siswa melalui layar atau gadget dan tidak semua siswa memiliki gadget yang memadai untuk bisa mengikuti pembelajaran online.

“Sehingga perlu ada solusi yang konkrit dari pemerintah terutama Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur,” ungkapnya, Minggu (2/5/2021).

Baca juga: Benyamin-tindak-tegas-pasar-ilegal-demi-prokes

Di sisi lain dalam peringatan hari pendidikan nasional dirinya berharap ada terobosan dan gagasan terbaru dari Dinas Pendidikan Provinsi jawa timur terutama terkait kualitas pendidikan di wilayah jawa timur terutama selama pembelajaran jarak jauh

Presiden mahasiswa universitas Muhamadiyah Surabaya itu juga menyinggung, instansi pendidikan sangat rentan terhadap praktik korupsi.

“Saya sangat menyanyangkan atas adanya dugaan korupsi anggaran pada instansi pendidikan terutama dinas pendidikan propinsi jawa timur seperti berita yang beredar saat ini di media online,” ujarnya.

Lebih lanjut, dikatakan Eko, kasus dugaan pengadaan alat bengkel senilai 15 Milliar menjadi sorotan publik. Pasalnya, dinas terkait yang menjadi garda terdepan untuk memajukan sektor pendidikan belum menunjukan kinerja yang maksimal.

“Di dinas pendidikan propinsi Jawa Timur, yang lagi hangat di media yakni kasus dugaan pengadaan alat bengkel senilai 15 Milliar rupiah menjadi contoh konkrit belum terciptanya tujuan pendidikan mencerdaskan bangsa,” tambahnya

Baca juga: Tips-memulai-bisnis-di-tengah-pandemi-dengan-modal-minim

Ia menambahkah, momentum Hari Pendidikan Nasional di jadikannya sebagai refleksi agar marwah pendidikan sebagai garda terdepan mencerdaskan anak bangsa jangan sampai tercoreng.

“Sampai hari ini, berdasarkan informasi yang kami himpun, beberapa kota di Jawa Timur sedang menjadi sorotan nasional Ombudsman dan ICW soal dugaan korupsi dilingkup pendidikan,” pungkasnya.

dispendik jaktim

Mahasiswa kritisi dispendik jaktim

Mahasiswa surabaya

Presma BEM UM surabaya


Populer

Profil Patrick Dorgu, Rekrutan Pertama Ruben Amorim di Manchester United
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami