jurnalistika.id – Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menyimpan berbagai fakta yang menarik untuk diketahui terutama pada saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Fakta menarik tersebut terjadi baik menjelang detik-detik pembacaan naskah maupun setelahnya.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Ir Soekarno adalah sosok yang membacakan teks proklamasi kemerdekaan didampingi Mohammad Hatta.
7 Fakta Menarik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tujuh fakta menarik di balik momen bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
1. Soekarno Sakit Malaria Jelang Proklamasi
Ternyata sebelum Soekarno dengan gagah dan suara lantang membaca teks proklamasi kemerdekaan Indonesia, dia sempat menderita gejala malaria. Dia baru kembali merasa sehat setelah mendapat perawatan dari dokter, ada juga yang mengatakan setelah minum madu yang diberikan orang Yaman.
2. Kain Merah Putih Didapat dari Pasukan Jepang
Ibu Fatmawati sebagai penjahit sang Saka Merah Putih mungkin sudah diketahui oleh masyarakat luas. Tapi apakah kamu sudah tahu kalau kain yang dijahit Ibu Negara Pertama itu didapat dari pasukan Jepang?
Dia adalah seorang Perwira Jepang bernama Chairul Basri yang memberikan kain bendera pada 10 Oktober 1944. Saat itu, dia kebetulan sedang berada di kantor Jawa Hokokai.
Baca juga: 5 Tokoh Asing yang Ikut Membela Kemerdekaan Indonesia
Awalnya, kain Merah Putih itu dirancang untuk dibuat menjadi baju anak pertama yang sedang dikandung Fatmawati. Akan tetapi, melihat waktu persiapan proklamasi sangat sedikit, Fatmawati berinisiatif menjahit kain tersebut menjadi pusaka.
3. Teks Asli Proklamasi Sempat Dibuang
Sebagian orang mungkin belum mengetahui, kalau teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno sempat dibuat ke tong sampah. Setelah selesai menulis naskah itu, Soekarno memberikan kepada para pemuda yang berkumpul di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No.45.
Kemudian Sayuti Melik pun mengetiknya, setelah selesai dia meremas-remas naskah itu karena mengira sudah tidak terpakai. Kemudian naskah asli pun dibuang ke tong sampah.
Beruntung seorang wartawan asal Aceh bernama BM Diah menemukan dan mengambil naskah itu. Tetapi dia tidak langsung memberikan pada hari itu juga, melainkan disimpan dulu selama kurang lebih 47 tahun. Lalu pada 1992, BM Diah menyerahkannya kepada Museum Arsip Nasional.
4. Pembacaan Teks Proklamasi Direkam Ulang
Kalau pernah mendengar rekaman suara Bung Karno saat membacakan teks proklamasi, itu adalah hasil rekaman ulang. Sebab, pada saat itu teknologi belum secanggih sekarang.
Belum ada alat yang bisa merekam video dengan suara, alhasil suara asli Soekarno saat membacakan proklamasi direkam ulang enam tahun setelah hari proklamasi. Tepatnya pada 1951 di studio RRI.
5. Dokumentasi Proklamasi Hampir Disita Jepang
Kalau bukan karena kecerdikan Frans Mendur pada momen bersejarah tersebut. Mungkin generasi sekarang tidak akan pernah melihat dokumentasi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: 8 Tokoh yang Terlibat Saat Peristiwa Proklamasi Indonesia dan Peran Pentingnya
Soalnya, pada waktu itu Jepang sudah berhasil menyita beberapa hasil dokumentasi. Namun, Frans Mendur berhasil menyelamatkan hasil jepretannya dengan menanam di bawah pohon dekat kantor Harian Asia Raja.
6. Tiang Bendera dari Bambu
Tidak seperti sekarang, tiang bendera saat momen pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 ternyata terbuat dari bambu. Pasalnya, waktu itu persiapan terbilang mendadak sehingga mencari cara cepat demi kesuksesannya.
7. Pembacaan Teks Proklamasi Dilakukan pada Bulan Ramadhan
Terakhir, momen bersejarah pembacaan teks proklamasi dilakukan pada 9 Ramadhan 1364 H. Namun, tidak hanya umat Islam yang terlibat, tetapi umat agama lain juga ikut dalam prosesi peristiwa penting itu.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di Sini.