Jurnalistika
Loading...

Hari Batik Nasional: Sejarah, Motif dan Ragam Jenisnya

  • Jurnalistika

    30 Sep 2023 | 10:15 WIB

    Bagikan:

image

Canting adalah salah satu jenis pembuatan batik. (Dok. bantulkab.go.id)

jurnalistika.id – Hari Batik Nasional selalu diperingati pada tanggal 2 Oktober setiap tahun. Tujuannya untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Indonesia oleh UNESCO.

Diketahui UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) tepat pada 2 Oktober 2009 lalu. Sejak pengakuan itu, Indonesia pun memiliki Hari Batik Nasional yang diadakan setiap tanggal penetapannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, batik batik merupakan kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerapkan malam pada kain itu. Kemudian pengolahannya melalui proses tertentu.

Lalu bagaimana sejarah batik, apa saja motif dan jenisnya? Berikut telah dibahas sejarah, motif hingga ragam jenis batik.

Sejarah Batik

Membahas sejarah batik di Indonesia, maka kita perlu kembali ke masa kerajaan. Karena pakaian ini sudah aja sejak Nusantara masih berada di era kerajaan-kerajaan.

Pada masa itu, batik sudah digunakan sebagai busana khas kerajaan yang kerap dikenakan keluarga maupun pegawai kerajaan. Sehingga secara otomatis, kegiatan membatik pun diajarkan di luar kerajaan.

Baca juga: 4 Tempat Bersejarah di Tangsel, Nomor 3 Sudah Berusia 300 Tahun

Pengajar batik di luar kerajaan adalah para pegawai Keraton. Mereka menyempatkan diri saat pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari lingkungan kerajaan.

Berdasarkan catatan sejarah, pembatikan di Indonesia sudah sangat populer pada masa kerajaan Majapahit. Buktinya, terlihat pada sisa-sisa peninggalan batik yang ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo atau sekarang dikenal Tulungagung.

Kedua wilayah itu merupakan bekas kawasan kerajaan Majapahit. Sehingga tidak mengherankan jika saat ini produksi batik juga lumayan banyak dari Mojokerto dan Tulungagung.

Seiring perkembangan zaman, batik Indonesia kemudian mulai dikenal oleh orang luar negeri. Terlebih pada zaman pemerintahan Soeharto, batik sering dijadikan sebagai cinderamata untuk tamu-tamu negara, tepatnya pada pertengahan tahun 80-an.

Soeharto juga menjadi sosok presiden yang sering mengenakan batik ketika menghadiri konferensi PBB. Kebiasaan ini secara otomatis membuat batik menjadi pusat perhatian.

Batik Memiliki Berbagai Motif

Kalau melihat dari saat zaman kerajaan, motif batik lebih banyak dikenal bernuansa Jawa, Islami, Hinduisme, dan Budhisme. Namun, karena perkembangannya, motif batik juga ikut berkembang hingga sekarang sangat beragam.

Motif batik ada yang disebut dengan motif tujuh rupa, sogan, gentongan, mega mendung, dan Keraton. Kemudian ada juga motif daerah Banten dengan nama motif simbut, dan masih banyak lagi.

Ragam Jenis Batik Berdasarkan Cara Pembuatan

Jenis batik bisa dilihat berdasarkan cara pembuatannya. Batik tulis mungkin menjadi jenis paling lama yang masih menggunakan canting sebagai alat menulis di atas kain dengan malam sebagai tintanya.

Lalu ada jenis batik lainnya adalah batik cap, dan kombinasi. Semuanya memiliki keunikan sendiri dalam langkah-langkah pembuatan batik. 

Beragamnya jenis batik tersebut tidak lepas dari tujuan untuk memenuhi permintaan pasar. Karena jika hanya menggunakan proses pembuatan jenis cantik, harganya akan mahal.

Hal itu terbilang wajar karena batik cantik memiliki proses yang rumit. Selain itu, nilai budaya dan keaslian juga bisa dibilang masih terjaga.

Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

sejarah batik


Populer

Potret Lautan Massa Aksi Penuhi Jalanan Depan Gedung Parlemen
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami