Jurnalistika.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, sejauh ini masih memantau dampak gempa yang terjadi di wilayah tersebut pagi tadi.
Kepala BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Novriadi, menyebut masyarakat sempat merasakan guncangan akibat gempa yang terjadi. Dia mengatakan, masyarakat juga sempat panik dengan gempa yang mengguncang Mentawai.
“Guncangan gempa dirasakan kuat. Warga Betaet merasakan guncangan kuat dan masyarakat spontan evakuasi ke bukit,” ujar Novriadi dalam keterangan pers, Selasa (17/11).
Baca juga: Lewat Aplikasi, Distribusi Vaksin Covid-19 Akan Serba Digital
Tak hanya di Betaet, Novriadi juga menuturkan masyarakat di Peipei, Tuapejat, Beriulo, dan Sikakap juga merasakan guncangan kuat hingga membuat masyarakat keluar rumah. Getaran juga dirasakan di Labuan Bajau dan Saumanganya.
“Warga di daerah itu juga merasakan gempa namun tidak terasa kuat seperti daerah Betaet,” ujar Novriadi.
Pascagempa, BPBD masih mengumpulkan informasi kemungkinan dampak gempa dari para camat. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Kota Padang juga masih mengumpulkan informasi dampak gempa.
Baca juga: WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Tak Akan Hilang dengan Vaksin
Novriadi menambahkan, laporan dari BPBD Kota Padang menunjukkan bahwa kondisi jaringan listrik normal meskipun gempa kuat terjadi. Warga Kota Padang hanya merasakan guncangan kuat sekitar 3 – 4 detik.
Sebagai informasi, pada Selasa (17/11) sekitar pukul 08.44 WIB terjadi gempa dengan episentrum di lepas pantai dengan perhitungan awal berkekuatan magnitudo 6,3. Berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), setelah dimutakhirkan kekuatan gempa itu diketahui magnitudo 6,0 dengan episentrum di lepas pantai sekitar 112 kilometer arah Barat Daya Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 13 km.
Terkait gempa yang terjadi pada pagi tadi, BMKG menyatakan tidak berpotensi tsunami.