Jurnalistika.id – Sosok DN Aidit memang identik dengan peristiwa G30S/PKI. Sebagai pemimpin Central Comitte Partai Komunis Indonesia (CC-PKI), ia membawa partainya mendapatkan banyak dukungan dan pengikut dalam kampanye pemilu 1955.
Sejak saat itu, PKI menjadi partai penyeimbang di antara partai yang berlatarbelakang Islam dan Militer.
Di tahun 1965, PKI menjelma menjadi partai politik terbesar di Indonesia dan makin berani menunjukkan kecenderungannya terhadap kekuasaan.
Pada tanggal 30 September 1965, terjadi tragedi penculikan dan pembunuhan enam orang jenderal dan seorang kapten di Jakarta. Tragedi ini dikenal sebagai Peristiwa G-30-S/PKI.
Baca Juga: Pejabat Gendut Cenderung Korup, Benarkah? Ini Kata Riset
Dikutip dari situs resmi Perpusnas, DN Aidit memiliki nama lengkap Dipa Nusantara Aidit. Dia lahir di Bangka, 30 Juli 1923.
Masa kecilnya diisi dengan pendidikan Belanda yang diajarkan ayahnya, Abdullah Aidit, pemimpin gerakan pemuda di Belitung saat melawan kekuasaan kolonial Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, Abdullah pernah menjadi anggota DPR (Sementara) mewakili rakyat Belitung dan pernah membentuk perkumpulan keagamaan Nurul Islam yang berorientasi Muhammadiyah.
DN Aidit kemudian pindah dari Belitung menuju Jakarta saat usianya beranjak dewasa. Kemudian dia mendirikan perpustakaan “Antara” di Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat pada 1940.
DN Aidit juga pernah belajar di Sekolah Dagang (Handelsschool). Di sana, dia mempelajari sejumlah teori politik Marxis bersama Himpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang kemudian berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia).
Di masa orde baru, Aidit dan partainya resmi ditetapkan sebagai dalang G30S oleh pemerintahan Soeharto. Sayangnya tuduhan tersebut hingga kini jadi misteri lantaran saat dikejar militer, DN Aidit melarikan diri ke Yogyakarta dan meninggal.
DN Aidit tertangkap di Jawa Tengah lalu dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali dan ditembak mati. DN Aidit diledakkan bersama-sama dengan rumah tempat ia ditahan.
Kematian DN Aidit juga tak dapat dibuktikan dengan jelas. Ada dua versi yang menjelaskan soal kematiannya, yakni:
Misteri kematiannya masih terus jadi tanda tanya sejarah. Bahkan makam DN Aidit tak diketahui di mana letak pastinya.
Baca Juga: Benyamin Davnie Buka Workshop Online Pensi
Berikut Riwayat Karir Politik DN Aidit:
- Sekjen Partai Komunis Indonesia (PKI)
- Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI)
- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) Kabinet Kerja III (1962-1963)
- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) Kabinet Kerja IV (1963-1964)
- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) Kabinet Dwikora I (1964-1966)