jurnalistika.id – Kekalahan Arab Saudi 0-2 dari Timnas Indonesia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Gelora Bung Karno, Selasa (19/11), berbuntut panjang. Pelatih Herve Renard kini berada di bawah tekanan besar, dengan banyak pihak di Arab Saudi mendesaknya untuk mengundurkan diri.
Laga melawan Indonesia menjadi titik krusial dalam perjalanan Renard di periode keduanya menangani tim nasional Arab Saudi.
Dua gol Marselino Ferdinan pada menit ke-32 dan 57 membawa kemenangan penting bagi Garuda sekaligus memunculkan kritik pedas terhadap strategi yang diterapkan pelatih asal Prancis tersebut.
Baca juga: Anak STY Ungkap Sang Ayah Hadapi Banyak Tekanan di Indonesia vs Arab Saudi
Pengamat sepak bola Arab Saudi, Batal Al Qaws, secara tegas meminta Renard untuk mengambil tanggung jawab atas hasil buruk ini dengan mundur dari jabatannya.
“Mengambil tanggung jawab tidak hanya sekedar berbicara karena itu bukan ‘keberanian di media’, melainkan dengan mengambil tindakan dan menerima kesalahan atau mengajukan pengunduran diri,” ujar Al Qaws kepada media lokal.
Nada serupa diungkapkan oleh Khaled Al Atawi. Dia mempertanyakan kemampuan Renard dalam memimpin tim di situasi sulit.
Menurutnya, pelatih berusia 55 tahun itu gagal memberikan solusi di tengah tekanan.
“Melatih bukan meninggikan suara Anda di ruang ganti, dan manajemen teknis tim Saudi yang membawanya kembali tidak berhasil,” kata Al Atawi.
Salah satu keputusan Renard yang disorot adalah mengganti bintang muda Mohammed Al Qahtani di babak pertama. Selain itu, formasi yang diterapkan pelatih Prancis tersebut dinilai tidak efektif dan kurang fleksibel untuk menghadapi permainan agresif Indonesia.
Baca juga: Jadwal Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Saksikan Perjuangan Garuda!
Periode kedua Herve Renard sebagai pelatih Arab Saudi memang belum memberikan hasil yang memuaskan sejak ia kembali setelah melatih timnas wanita Prancis.
Kekalahan dari Indonesia semakin memperburuk awal kiprahnya di fase ini. Selain itu, muncul keraguan publik terhadap kemampuannya untuk membawa Arab Saudi kembali ke jalur kemenangan.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini