jurnalistika.id – Walau sudah berusia 65 tahun, pelatih asal Italia Carlo Ancelotti tampaknya tidak pernah puas dengan pencapaiannya di sepak bola sebagai juru taktik. Rekor demi rekor pun kini Ancelotti pecahkan.
Meski melatih di era sepak bola modern yang sudah mengalami banyak perkembangan jika dibandingakan dengan saat dirinya masih jadi pemain, racikan Carlo Ancelotti tetap mampu melambungkan namanya.
Bahkan Ancelotti masih mampu bersaing dengan pelatih-pelatih baru yang punya resep lebih kekinian. Sehingga tampaknya tidak terlalu berlebihan apabila dirinya disebut sebagai ‘Si Pemecah Rekor’.
Pasalnya, gelar demi gelar yang ia raih bersama klub-klub elite, khususnya Real Madrid, membuktikan Ancelotti adalah sosok fenomenal di dunia sepak bola.
Pecahkan Rekor Pelatih Tersukses Real Madrid
Ancelotti baru saja mencatatkan namanya sebagai pelatih tersukses dalam sejarah Real Madrid. Kemenangan 3-0 atas Pachuca di final FIFA Intercontinental Cup, Kamis (19/12/2024), menjadi pencapaian monumental.
Kini 15 gelar telah ia persembahkan untuk Los Blancos, melewati rekor Miguel Munoz (14 gelar). Kemenangan tersebut menjadi bukti dominasi Real Madrid di bawah arahan Don Carlo.
Baca juga: Pakar Transfer Ramal Rashford Akan ke La Liga Jika Hengkang dari MU
Gol dari Kylian Mbappé, Rodrygo, dan Vinicius Junior menjadi kunci kemenangan di Lusail Stadium. Namun, kemenangan ini bukan hanya soal skor, melainkan juga tentang warisan yang dibangun Ancelotti.
Selain itu, gelar FIFA Intercontinental Cup menambah koleksi trofi Ancelotti, yang sebelumnya mencakup tiga gelar Liga Champions bersama Real Madrid (2014, 2022, 2024).
Ancelotti juga memegang rekor sebagai satu-satunya pelatih yang memenangkan Liga Champions lima kali, dua di antaranya diraih saat melatih AC Milan (2003, 2007).
Tak hanya itu, di ajang Liga Champions, Ancelotti mencatat rekor lainnya sebagai pelatih dengan 200 pertandingan di kompetisi tersebut, serta kemenangan terbanyak dengan 114 kemenangan.
Catatan ini mengungguli Pep Guardiola (109 kemenangan) dan legenda lainnya seperti Sir Alex Ferguson dan Zinedine Zidane.
Filosofi dan Kejeniusannya di Tepi Lapangan
Apa yang membuat Ancelotti begitu sukses? Jawabannya terletak pada kemampuannya untuk memahami kebutuhan tim, pemain, dan situasi.
Kami memulai pertandingan dengan sedikit kurang baik, dan kemudian kami mengambil alih kendali,” ujar Ancelotti usai kemenangan atas Pachuca.
Pendekatan pragmatis namun fleksibel menjadi ciri khasnya. Ia tahu kapan harus bertahan dan kapan menyerang, serta bagaimana mengeluarkan kemampuan terbaik dari pemainnya.
Ancelotti tak ragu memberikan kredit kepada skuadnya: “Lebih mudah untuk menang dengan para pemain ini karena kualitas mereka.”
Baca juga: Hat-trick Gabriel Jesus Antar Arsenal ke Semifinal Carabao Cup 2024-2025
Saat wawancara usai final itu juga, Ancelotti dengan gaya santainya bercanda tentang warisan abadi yang ia tinggalkan di Real Madrid.
“Saya tidak tahu di mana mereka akan menaruh patung saya, tetapi mereka akan memberi tahu saya,” ucapnya.
Bukan tanpa alasan Ancelotti berbicara demikian. Sebelas dari 15 gelar yang ia raih bersama Real Madrid terjadi pada periode kedua kepelatihannya sejak 2021.
Pencapaian ini meliputi berbagai trofi bergengsi, mulai dari Liga Champions hingga La Liga.
Kini, tantangan baru menanti Ancelotti, baik di Real Madrid maupun di pentas internasional. Dengan format baru FIFA Club World Cup di depan mata, peluang menambah koleksi trofi semakin besar.
Namun, satu hal yang pasti: Carlo Ancelotti adalah definisi dari pelatih yang tak lekang oleh waktu.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini