Jurnalistika
Loading...

Apa Langit Bisa Terbelah Oleh Pesawat?

  • Malik Abdul Aziz

    17 Jul 2020 | 14:13 WIB

    Bagikan:

image

Peswat saat terbang di langit (foto: kabar penumpang)

Jurnalistika.id – Kalian pasti bertanya, kenapa saat pesawat terbang terlihat garis berwarna pulih di langit? Garis putih tersebut seperti meninggalkan goresan pada langit.

Mungkin dulu kalian pernah mendengar teori yang mengatakan bahwa jejak putih dari pesawat tersebut adalah bahan kimia yang dapat membuat kita sakit.

Tetapi, kenyataannya tidak seperti itu, lho. Ada alasan ilmiah kenapa pesawat meninggalkan jejak putih di langit, seperti menggores langit.

Baca juga: Emoji Wajah tanpa Mulut, Ini Artinya Biar ga Salah Paham

Dilansir Travel and Leisure, fenomena jejak putih tersebut dikenal dengan nama jejak kondensasi pesawat terbang atau condensation trail (contrails).

Ini merupakan hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Ada juga yang menyebutnya dengan vapor trails tapi jika bentuknya mulai berpendar atau melebar seperti awan biasa juga disebut dengan aviaticus cloud.

Contrails biasanya terjadi saat pesawat terbang di ketinggian 16.500 kaki (sekitar 5.000 meter).

Sebab, pada ketinggian tersebut suhu panas di mesin pesawat bertabrakan langsung dengan udara di luar pesawat yang super dingin. Semakin tinggi pesawat terbang, suhu udara di sekitarnya juga semakin dingin dan membuat contrails terbentuk.

Udara dingin membuat uap air yang terkandung dalam sisa pembakaran bahan bakar pesawat berubah jadi tetes air atau butiran es.

Karena jumlahnya banyak, uap air tersebut terkumpul dan kita bisa melihat jejak pesawat berwarna putih di angkasa.

Sebenarnya jejak putih tersebut mirip dengan asap kendaraan alat transportasi yang ada di darat. Asap dari pesawat ini terbentuk dari debu, panas, dan uap air.

Langit

Pesawat

pesawat di langit


Populer

Potret Lautan Massa Aksi Penuhi Jalanan Depan Gedung Parlemen
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami