jurnalistika.id – Milliader sekaligus pemilik media sosial X (Twitter) Elon Musk memperkirakan bahwa kecerdasan buatan (AI) kemungkinan akan lebih pintar dari manusia pada tahun depan.
Hal itu disampaikan oleh Elon Musk melalui cuitan di akun X pribadinya @elonmusk pada Rabu (13/3/2024) pukul 9.25 WIB. Cuitan tersebut ia buat untuk menanggapi potongan video diskusi Joe Rogan dan ilmuwan Amerika, ‘Futurist’ Ray Kurzweil yang membahas kapan AI mencapai tingkat kecerdasan manusia.
Dalam video Ray Kurzweil memberitahu Joe Rogan bahwa AI akan mencapai kecerdasan tingkat manusia pada tahun 2029. Kurzweil meragukan hal itu terjadi pada tahun depan.
“Kami belum cukup sampai di sana, tapi kami akan sampai di sana, dan pada tahun 2029 akan cocok dengan siapa pun. Saya sebenarnya dianggap konservatif. Orang-orang mengira hal itu akan terjadi tahun depan atau tahun berikutnya,” kata Kurzweil.
Baca juga: 2 HP China Keluaran Terbaru Ini Disebut Lebih Canggih dari iPhone
Elon Musk berbeda pandangan dengan Kurzweil, justru menurutnya AI akan melebihi kecerdasan manusia tahun depan. Sedangkan pada tahun 2029, AI bisa jadi lebih pintar dari gabungan seluruh manusia.
“AI mungkin akan lebih pintar dari manusia manapun tahun depan. Pada tahun 2029, AI mungkin lebih pintar dari seluruh gabungan manusia,” kata Elon Musk seperti dikutip dari laman akun X miliknya.
AI Semakin Populer Beberapa Tahun ke Belakang
Gagasan tentang kecerdasan buatan (AI) dalam beberapa tahun belakangan memang sedang menjadi topik hangat. Perdebatan sesama ahli teknologi pun tak ayal terjadi.
Terlebih setelah setelah Artificial General Intelligence (AGI) macam chatbot ChatGPT buatan OpenAI diluncurkan. Banyak perusahan teknologi raksasa kemudian berlomba-lomba membuat produk sendiri.
Seperti Google, Meta, Amazon, dan bahkan Microsoft tidak mau kalah saing. Perusahaan yang didirikan Bill Gates pun membuat chatbot Gemini, kemudian beralih ke Copilot yang sekarang banyak digunakan.
Baca juga: Wanita Muda di China Pilih Pacaran dengan ChatBot, Imbas Resesi Seks?
Sementara, dari sisi pengguna banyak yang mengatakan teknologi ChatGPT sangat membantu pekerjaan. Namun, tidak sedikit pula yang merasakan dampak buruknya.
Misalnya, dalam bidang desain grafis terutama jenis pembuatan ilustrasi, karikatur, dan sejenisnya. Dengan adanya ChatGPT, banyak orang yang memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan ini.
Bahkan di Indonesia sendiri saat masa kampanye Pemilu 2024, terlihat banyak pihak yang menggunakannya. Mereka mungkin menggunakannya karena merasa lebih praktis menggunakan AGI karena hanya tinggal memberikan perintah.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.