jurnalistika.id – Teknologi Starlink milik miliader sekaligus pengusaha Amerika Serikat Elon Musk belakangan tengah menjadi perbincangan publik di internet. Apalagi ketika setalah layanan internet ini dikabarkan akan diuji coba di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kepastian uji coba itu disampaikan oleh Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Hidayat Sumadilaga di acara World Water Forum, Bali, Senin (20/5/2024).
“Ada beberapa titik yang mau diuji coba Starlink di IKN,” kata Danis.
Starlink kemudian semakin ramai dibahas setelah Elon Musk memastikan teknologi tersebut akan beroperasi di Indonesia. Musk bahkan disebut telah memasang layanan Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Minggu (19/5).
Lantas Secanggih Apa Starlink?
Dilansir dari situs resminya, Starlink adalah konstelasi satelit terbesar dan pertama di dunia yang menggunakan orbit rendah Bumi untuk menyediakan internet broadband. Dengan jaringan ini, pengguna dapat menikmati streaming, bermain game online, melakukan panggilan video, dan banyak lagi.
Baca juga: OpenAI Luncurkan GPT-4o, Ini Sederet Perbedaan dengan Versi Sebelumnya
Menggunakan satelit canggih dan perangkat keras pengguna yang mutakhir. Lalu memanfaatkan pengalaman luas dalam pembuatan dan pengoperasian satelit, Starlink mampu menyediakan internet berkecepatan tinggi dengan latensi rendah ke pengguna di seluruh dunia.
Kecepatan unduh Starlink bisa mencapai 111 Mbps, sedangkan kecepatan unggah hingga 200 Mbps. Hal itu didukung dengan penggunaan banyak satelit di orbit rendah bumi atau low earth orbit (LEO).
Kecepatan Starlink bersifat konsisten, karena tidak terpengaruh oleh waktu puncak penggunaan. Artinya, sebanyak apapun penggunanya, tetap bisa digunakan tanpa mengurangi kecepatannya.
Kecanggihan lain, Starlink juga tidak terpengaruh kondisi cuaca dikarenakan terdapat sekitar 3.200 satelit yang mengorbit bumi. Tidak seperti kabel atau digital subscriber line (DSL) yang masih sering terpengaruh oleh kondisi cauca.
Menariknya lagi, teknologi besutan SpaceX ini mencakup area yang luas. Bahkan disebut bisa mencapai lokasi terpencil seperti pedesaan terisolir. Terakhir, inovasi layanan internet tidak memiliki batasan data apa pun.
Namun, di balik kecanggihannya tersebut tentu memiliki kekurangan. Seperti bandwidth yang terbatas, bergantung pada sejumlah besar satelit LEO, dan memiliki biaya pemasangan yang mahal.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini