jurnalistika.id – Baby blues Syndrome merupakan kondisi emosional yang umum dialami oleh seorang ibu selama dua minggu pasca-persalinan. Masalah kesehatan mental yang satu ini sering kali menyebabkan ibu merasa lebih sensitif, seperti mudah sedih, marah, dan menangis.
Meski terlihat sepele, kondisi ini bisa berdampak buruk baik bagi ibu maupun bayi apabila tidak segera ditangani. Jadi, apa yang menyebabkan ibu dapat mengalami baby blues? Berikut penjelasan selengkapnya.
Definisi Baby Blues
Dilansir dari siloamhospital, sindrom baby blues adalah gangguan kesehatan yang kerap dialami oleh seorang ibu beberapa hari pasca-persalinan. Ibu yang mengalami sindrom baby blues ini, ditandai dengan munculnya perubahan suasana hati, seperti mudah gundah dan sedih secara berlebihan.
Sindrom baby blues dapat memburuk pada hari ke 3-4 setelah melahirkan dan berlangsung selama 14 hari. Apabila kondisi tersebut terus tidak membaik setelah dua minggu, maka ibu harus segera konsultasi dengan dokter terkait.
Mengapa diharuskan berkonsultasi? Karena baby blues syndrome dapat memburuk, dan menjadi postpartum depression (depresi pasca melahirkan) yang dapat membahayakan ibu dan buah hatinya.
Gejala Baby Blues
Gejala-gejala yang muncul pada seorang ibu yang mengalami sindrom baby blues, akan terlihat pada emosinya yang tidak stabil dan oversensitive. Berikut sejumlah gejala Baby Blues Syndrome.
1. Sangat mudah marah dan tersinggung
Gejala sindrom baby blues yang pertama ditandai dengan mudah marah dan tersinggung. Pengidap sindrom ini seringkali merasa tersinggung dengan perkataan orang lain, meski sebenarnya orang tersebut bermaksud baik.
Pada kondisi tertentu, sindrom ini dapat membuat ibu merasa kesal dan marah terhadap bayinya ketika rewel.
2. Mengalami perubahan suasana hati
Sebagian besar pengidap sindrom baby blues akan mengalami perubahan suasana hati dengan cepat atau mood swing. Gejala ini biasanya muncul di minggu pertama pasca-persalinan, tetapi dapat juga terjadi di beberapa minggu kemudian.
Ciri khas seorang ibu yang mengalami baby blues syndrome adalah ibu menjadi tidak sabaran. Pengidap baby blues akan merasa apa yang dilakukan oleh orang lain menjadi lambat dan tidak sesuai dengan keinginan.
3. Terkadang menangis tanpa alasan yang jelas
Gejala yang paling umum dialami oleh pengidap baby blues syndrome adalah sering menangis tanpa alasan yang jelas. Biasanya ibu akan menangis secara tiba-tiba dan merasa cemas secara berlebihan terhadap sesuatu yang dia sendiri tidak mengetahui.
4. Nafsu makan menurun
Biasanya bagi seorang ibu yang telah melewati masa persalinan nafsu makannya sangat tinggi, terlebih jika sembari memberikan ASI kepada anak. Sebaliknya, bagi pengidap baby blues syndrome nafsu makannya akan terus berkurang dan sering merasa tidak semangat.
5. Mudah merasa lelah
Gejala selanjutnya dari baby blues adalah mudah merasa lelah dan tidak bertenaga. Hal ini bisa disebabkan oleh tenaga yang banyak terkuras ketika proses melahirkan, ditambah dengan jam tidur yang tidak menentu.
Cara mengatasi Baby Blues Syndrome
Baby blues syndrome umumnya akan hilang dalam kurun waktu kurang lebih dua minggu. Walau begitu, kondisi ini perlu diperhatikan agar sindrom baby blues tidak berlanjut ke tahap selanjutnya.
Beberapa upaya penanganan baby blues syndrome adalah sebagai berikut.
1. Istirahat yang cukup
Salah satu penyebab baby blues adalah kelelahan dan kurangnya waktu istirahat untuk ibu. Ibu membutuhkan waktu istirahat setelah melewati proses persalinan, karena itu harus memanfaatkan waktu tidur si kecil untuk beristirahat.
2. Rutin berolahraga
Cara untuk mengatasi baby blues selanjutnya adalah dengan berolahraga secara rutin. Olahraga akan membantu ibu untuk mengalihkan kegelisahan sekaligus meningkatkan suasana hati dan kualitas tidur.
3. Konsultasi dengan dokter
Seorang ibu yang mengidap sindrom ini dapat mencari dukungan profesional atau berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat meberikan saran dan cara untuk mengatasi sindrom, hal ini akan mempercepat pemulihan bagi pengidap baby blues syndrome tersebut.
Sangat penting memberi dukungan kepada ibu yang mengalami syndrome ini.
Dengarkan keluhannya dengan sabar, dan tawarkan bantuan untuk merawat bayi. Keluarga dan suami harus memastikan bahwa ibu merasa didukung dan tidak sendirian dalam menghadapi perasaannya.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di Sini.