jurnalistika.id – Beberapa waktu belakangan ini, istilah “Jam Koma” menjadi viral di media sosial seperti Tiktok, Instagram, Facebook, hingga X (dulunya Twitter). Banyak pengguna internet yang penasaran dan mulai membicarakan fenomena ini, baik dalam percakapan sehari-hari maupun di berbagai platform digital.
Namun, apa sebenarnya arti dari istilah “Jam Koma,” dan apa yang menyebabkan istilah ini begitu populer? Mari kita bahas secara lengkap.
Apa Itu “Jam Koma”?
Jam Koma adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang, terutama pengguna internet, merasa benar-benar kelelahan atau tidak produktif pada waktu tertentu, biasanya di malam hari menjelang dini hari.
Jam ini sering diidentifikasi sebagai waktu ketika banyak orang mengalami penurunan energi secara drastis, sehingga merasa tidak sanggup melakukan aktivitas apa pun.
Baca juga: Spotify Kini Ada di Instagram, Pengguna Bisa Tambah Lagu ke Pustaka Sekali Ketuk
Sebagian besar orang yang mengalami Jam Kom” menyebutkan bahwa mereka merasa seperti “tertidur” secara mental meski fisik mereka masih terjaga.
Istilah ini menjadi viral karena semakin banyak orang yang mengalami hal serupa, terutama di kalangan mereka yang sering begadang atau terpapar layar gadget dalam waktu lama.
Fenomena ini juga banyak ditemukan di kalangan pekerja malam atau mereka yang terbiasa bekerja dengan deadline yang ketat.
Penggunaan istilah ini di media sosial kemudian semakin populer karena pengguna bisa saling berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka merasa saat memasuki fase “koma” tersebut.
Penyebab Terjadinya “Jam Koma”
Ada beberapa faktor yang diduga kuat menyebabkan fenomena Jam Koma, yang sebagian besar terkait dengan gaya hidup modern. Berikut beberapa penyebab umum dari munculnya kondisi ini:
1. Kelelahan Mental dan Fisik
Salah satu penyebab utama terjadinya Jam Koma adalah kelelahan, baik secara mental maupun fisik. Mereka yang bekerja hingga larut malam atau begadang untuk menyelesaikan tugas seringkali mengalami penurunan energi drastis di malam hari.
Tubuh yang sudah kelelahan akibat aktivitas seharian akan mengalami kesulitan untuk tetap produktif saat memasuki waktu-waktu tertentu, sehingga memunculkan perasaan “mati suri” atau koma sementara.
2. Paparan Layar yang Berlebihan
Paparan cahaya biru dari layar gadget yang berlebihan juga menjadi faktor besar. Cahaya biru dapat mengganggu ritme sirkadian atau jam biologis tubuh, yang berperan dalam mengatur siklus tidur dan bangun.
Baca juga: Hati-hati Terima Pesan di Gmail! Ada Modus Penipuan Baru Manfaatkan AI
Ketika tubuh terpapar cahaya biru dari smartphone, laptop, atau televisi pada larut malam, tubuh sulit memproduksi hormon melatonin yang membantu kita merasa mengantuk. Hal ini menyebabkan tubuh tetap terjaga meskipun otak sudah mulai kelelahan.
3. Polusi Digital
Tingginya aliran informasi dan rangsangan dari media sosial dan platform digital lainnya juga membuat otak “overload” atau terlalu sibuk untuk bisa istirahat.
Dalam kondisi ini, meskipun tubuh sudah meminta istirahat, otak kita terus bekerja keras untuk memproses informasi yang datang bertubi-tubi. Akibatnya, banyak orang merasa kelelahan luar biasa di jam-jam tertentu, tetapi tidak dapat benar-benar istirahat.
4. Pola Tidur yang Tidak Teratur
Mereka yang sering bergadang atau tidak memiliki pola tidur yang teratur juga rentan mengalami “Jam Koma.” Tubuh kita membutuhkan waktu istirahat yang cukup untuk pulih dari aktivitas harian, dan ketika waktu tidur terganggu atau kurang, efeknya bisa dirasakan dengan penurunan energi drastis di waktu tertentu.
Mengatasi “Jam Koma”
Untuk menghindari atau mengurangi dampak dari “Jam Koma,” ada beberapa langkah yang bisa diambil:
- Mengatur Pola Tidur: Penting untuk memiliki pola tidur yang konsisten. Usahakan tidur di waktu yang sama setiap malam dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi.
- Kurangi Paparan Layar: Batasi penggunaan gadget, terutama pada malam hari sebelum tidur. Gunakan fitur “night mode” atau aplikasi filter cahaya biru untuk mengurangi dampak negatifnya.
- Istirahat yang Cukup: Jangan memaksakan diri bekerja hingga larut malam secara terus-menerus. Berikan tubuh waktu untuk beristirahat secara teratur.
- Hindari Begadang: Jika tidak perlu, hindari begadang yang dapat menyebabkan gangguan pada siklus tidur dan meningkatkan risiko “Jam Koma.”
Sekarang sudah tahu kan apa itu istilah Jam Koma. Nah, setelah memahami, kamu bisa lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa di tengah era digital yang serba cepat, istirahat yang cukup dan pola hidup yang sehat tetap menjadi kunci utama dalam menjaga keseimbangan diri.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini