Jurnalistika.id – Badan Pusat Statistika (PBS) siang tadi telah mengumumkan berita resmi statistik terkait Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2020 yang mengalami resesi, Kamis (05/11/2020) melalui video siaran langsung di channel youtube dan aplikasi zoom.
BPS menyampaikan, bahwa Ekonomi Indonesia triwulan III-2020 dibanding triwulan III-2019 (y-on-y) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,49 persen, alias negatif.
Faktanya, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 dibandingkan kuartal II lalu, mengalami perbaikan. Diketahui, kuartal II-2020 mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni mencapai 5,32 persen.
“Dibandingkan kuartal II 2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik. Pasalnya, pada kuartal II lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam,” kata Kepala BPS Suhariyanto, dalam siaran langsungnya.
Dilihat dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,61 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, hampir semua komponen terkontraksi. Komponen Ekspor Barang dan Jasa menjadi komponen dengan kontraksi terdalam sebesar 7,52 persen.
Suhariyanto juga mengatakan, ekonomi Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III atas dasar harga berlaku Rp 3.894 triliun. Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.720,6 triliun.
Sebagai informasi, resesi merupakan suatu keadaan di mana ekonomi negara berada di posisi negatif dalam dua kuartal atau lebih secara berturut-turut.
Pasalanya, pandemi covid-19 menjadi salah satu pemicu atas terjadinya resesi, baik di Indonesia maupun di dunia.