Jurnalistika
Loading...

Analisis ChatGPT Soal 5 Lukisan Yos Suprapto yang Bikin Pamerannya Diberedel

  • Jurnalistika

    20 Des 2024 | 14:35 WIB

    Bagikan:

image

Salah satu lukisan karya Yos Suprapto yang diminta diturunkan oleh pihak Galeri Nasional. (Dok. X @mkusumawijaya)

jurnalistika.id – Batalnya pameran lukisan karya Yos Suprapto di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (19/12/2024) menjadi sorotan publik. Polemik ini pun menjadi viral di media sosial seperti di X (dulunya Twitter).

Diketahui, pameran lukisan Yos Suprapto ini bertajuk Kabangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan. Sayangnya, pengunjung yang sudah hadir di vanue dilarang melihat pemaren yang sudah dipersiapkan sejak setahun terakhir.

Baca juga: Janji dan Kenyataan Dua Bulan Kepemimpinan Prabowo Subianto

Setelah ditelusuri, ternyata kurotor yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta agar lima dari 30 lukisan tersebut diturunkan. Namun, daripada menuruti permintaan itu, Yos lebih memilih membatalkan pameran secara keseluruhan.

“Saya tidak mau berasumsi, tapi kurator seperti ada ketakutan-ketakutan terhadap politik praktis dan tindakan represif pemerintah. Toh Menteri Kebudayaan yang dijadwalkan hadir saja juga belum lihat lukisannya,” ucap Yos seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Lima lukisan yang disebut-sebut diminta diturunkan oleh kurator pun tersebar di media sosial. Banyak akun yang mengangkat persoalan ini sehingga menuai banyak respon dari warganet.

Analisis ChatGPT-4o Soal Lukisan

Setelah melihat lukisan yang tersebar, tim Jurnalistika.id pun mencoba meminta chatbot AI, ChatGPT untuk menganalisis karya tersebut.

Sebelumnya, ChatGPT diberitahu dulu duduk persoalan yang terjadi soal pameran Yos Suprapto. Kemudian meminta kecerdasan buatan milik OpenAI itu menganalisis lukisan sebagai seorang pengamat seni.

Berikut hasil analisis ChatGPT:

Lukisan 1

Lukisan karya Yos Suprapto. (Dok. X @mkusumawijaya)
  • Elemen visual: Lukisan ini menggambarkan sosok pria telanjang yang terapung di atas ombak dengan kursi takhta dan burung besar di atasnya. Ada tangga merah yang tampaknya mengarah ke kursi tersebut.
  • Tema dan interpretasi: Komposisi ini dapat dibaca sebagai perjalanan kekuasaan. Ombak besar mungkin merepresentasikan gejolak sosial, sementara kursi takhta menunjukkan otoritas. Burung di atas melambangkan kebebasan yang jauh dari jangkauan, menunjukkan ironi dalam dinamika kekuasaan.
  • Makna narasi: Lukisan ini tampaknya mengkritisi individu dalam kekuasaan yang terpisah dari realitas rakyat, terapung di atas “gelombang” tanpa kendali nyata atas gejolak di bawahnya.

Lukisan 2

Lukisan karya Yos Suprapto. (Dok. X @mkusumawijaya)
  • Elemen visual: Figur seorang pemimpin duduk di atas takhta dengan pengawal bersenjata di belakangnya. Sosok tersebut duduk di atas figur-figur manusia yang saling bertarung.
  • Tema dan interpretasi: Lukisan ini menunjukkan otoritas yang dibangun di atas konflik dan kekerasan. Orang-orang yang bertarung di bawahnya menggambarkan perpecahan yang dimanfaatkan oleh penguasa untuk mempertahankan kontrol.
  • Makna narasi: Kritik terhadap kekuasaan yang memanfaatkan konflik horizontal di masyarakat, di mana kekerasan dan ketakutan menjadi fondasi kekuasaan.

Lukisan 3

Lukisan karya Yos Suprapto. (Dok. X @mkusumawijaya)
  • Elemen visual: Sosok telanjang seorang pria duduk di atas tumpukan tubuh manusia, dengan latar belakang gedung parlemen dan simbol mata di langit.
  • Tema dan interpretasi: Pria tersebut mungkin melambangkan kerakusan atau kepuasan diri yang didapat dari penderitaan orang lain. Tumpukan tubuh menunjukkan korban atau rakyat yang tertindas. Gedung parlemen menambah konteks politik, dan mata di langit bisa diartikan sebagai pengawasan atau ketidakberdayaan rakyat.
  • Makna narasi: Kritik terhadap institusi yang dianggap hanya memuaskan kepentingan segelintir orang di atas penderitaan rakyat banyak.

Lukisan 4

Lukisan karya Yos Suprapto. (Dok. X @mkusumawijaya)
  • Elemen visual: Sosok pria tersenyum membawa seekor sapi merah besar, dengan latar belakang tahun 2019 dan simbol mata serta kerumunan orang.
  • Tema dan interpretasi: Sapi merah dapat melambangkan janji-janji atau simbol politik tertentu, sementara ekspresi pria itu dapat dibaca sebagai ejekan atau sinisme. Latar tahun 2019 mengaitkan lukisan ini dengan konteks pemilu atau politik praktis pada masa itu.
  • Makna narasi: Kritik terhadap politik simbolis dan janji-janji yang dianggap hanya untuk kepentingan elektoral, bukan demi rakyat.

Lukisan 5

Lukisan karya Yos Suprapto. (Dok. X @mkusumawijaya)
  • Elemen visual: Seorang pria bertelanjang dada mengenakan caping, terlihat memberi makan seorang pria berpakaian formal dengan dasi merah yang terbaring lemah. Di sampingnya, terdapat ember penuh nasi, dengan latar belakang bulan merah besar.
  • Tema dan interpretasi: Petani dengan caping melambangkan rakyat kecil atau pekerja agraris, sementara pria formal mewakili birokrasi atau kelas berkuasa. Aksi memberi makan ini dapat diartikan sebagai kritik terhadap ketergantungan pemerintah atau elite pada kerja keras rakyat kecil, yang sering kali tidak dihargai secara proporsional. Bulan merah besar memberikan nuansa perlawanan atau urgensi.
  • Makna narasi: Kritik terhadap ketimpangan sosial, eksploitasi petani, dan kebijakan yang tidak berpihak pada kedaulatan pangan. Lukisan ini juga menyiratkan bahwa rakyat kecil terus menopang elite meskipun dalam kondisi yang serba sulit.

Sebagai catatan, ulasan tersebut hanyalah sebatas analisis ChatGPT yang dibuat sesuai perintah. Hasil tidak mewakili tujuan pemilik lukisan.

Terlepas dari analisis dari ChatGPT tersebut, pemilik lukisan telah menjelaskan bahwa kelima karyanya merupakan situasi dari tema kedaulatan pangan.

“Lukisan-lukisan tersebut menjadi narasi latar belakang situasi dari tema kedaulatan pangan itu sendiri. Hal itu yang tidak bisa dibaca oleh kurator,” tuturnya. “Iya [narasinya jadi tidak utuh].” tutur Yos.

Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

chatgpt

lukisan yos suprapto

pameran lukisan


Populer

Fakta-fakta Penemuan Mayat Satu Keluarga di Ciputat
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami